JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komnas HAM telah menyelesaikan pemeriksaan baik tersangka maupun saksi, dan juga barang bukti serta lokasi kejadian dalam kasus tewasnya Brigadir Yoshua. <br /> <br />Laporan berupa rekomendasi ditargetkan selesai dalam waktu sepekan. <br /> <br />Meski demikian, hingga kini Komnas HAM belum juga bisa memeriksa istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. <br /> <br />Pengusutan Komnas HAM, dalam kasus pembunuhan Brigadir Yoshua, memasuki babak akhir. <br /> <br />Setelah memeriksa rumah dinas Irjen Ferdy Sambo atau TKP pembunuhan pada Senin (15/08) kemarin, Komnas HAM akan segera menyusun laporan akhir. <br /> <br />Baca Juga Soal Laporan Pelecehan Putri Candrawathi, Komnas HAM: Kalau Tak Benar, Masuk Obstruction of Justice di https://www.kompas.tv/article/319589/soal-laporan-pelecehan-putri-candrawathi-komnas-ham-kalau-tak-benar-masuk-obstruction-of-justice <br /> <br />Komnas HAM menyatakan, indikasi adanya obstruction of justice atau upaya menghalangi penegakan hukum, dalam kasus pembunuhan Brigadir Yoshua, semakin menguat. <br /> <br />Sementara itu, Komnas HAM menyebut belum menemukan indikasi penganiayaan dalam pembunuhan Birgadir Yoshua. <br /> <br />Hal ini berdasarkan data yang dilihat dari rekaman pemantau atau CCTV. <br /> <br />Menanggapi hal ini, keluarga Yoshua berharap pernyataan Komnas HAM tidak membuat publik bingung. <br /> <br />Pengacara keluarga Yoshua, menyebut hasil otopsi kedua Yoshua harus menjadi acuan, sebelum Komnas HAM memberikan pernyataan soal penganiayaan pada Yoshua. <br /> <br />Meski sedang menyusun laporan akhir, hingga kini pihak Komnas HAM belum mendapatkan keterangan dari saksi kunci istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/320117/ferdy-sambo-akui-menjadi-aktor-utama-komnas-ham-ada-indikasi-lebih-dari-1-senjata-yang-digunakan
