KOMPAS.TV - Pemerintah sudah memberikan sinyal, harga BBM subsidi akan naik. <br /> <br />Presiden Joko Widodo mengatakan, tahun ini pemerintah menggelontorkan subsidi sebesar Rp 502 triliun untuk BBM subsidi agar inflasi tidak tinggi. <br /> <br />Namun Jokowi menyebut, Menteri Keuangan (Menkeu) akan menghitung, apakah APBN akan tetap kuat jika subsidi BBM terus mebengkak. <br /> <br />Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, menahan harga BBM bersubsidi menjadi tantangan APBN di Kuartal II/2022. <br /> <br />Di sisi lain, Kementerian ESDM terus berupaya agar subsidi BBM tidak jebol; yakni dengan cara perbaikan daftar konsumen yang dilarang menggunakan BBM subsidi, serta pembatasan pembelian BBM subsidi. <br /> <br />Bukan tanpa alasan, hal ini karena tren konsumsi BBM subsidi mengalami kenaikan. <br /> <br />Hingga Juni 2022, kuota solar tersisa 6,6 juta kilo liter, dan pertalite tinggal 8,8 juta kilo liter. <br /> <br />Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana subsidi energi, sebesar 502 triliun rupiah. <br /> <br />Tahun 2023, pemerintah menurunkan target subsidi energi sebesar Rp 336,7 triliun. <br /> <br />Kemenkeu menyebut, penurunan anggaran subsidi didukung optimisme penurunan harga minyak dan nilai tukar rupiah yang relatif lebih baik. <br /> <br />Tak hanya itu, ada pula sinyal bahwa negara akan menambah besaran bantuan sosial, jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. <br /> <br />Menelusuri lebih dalam, Kompas TV akan berbincang dengan Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/320342/akankah-apbn-kuartal-ii-2022-sanggup-menahan-subsidi-bbm-atau-harga-pertalite-solar-akan-naik