KOMPAS.TV - Pemerintah terus menggodok rencana kenaikan harga BBM subdisi jenis solar dan pertalite. <br /> <br />Pemerintah menyebut saat ini, beban negara untuk membiayai subsidi energi yang melebihi Rp 500 triliun. <br /> <br />Di sisi lain, kuota BBM jenis solar dan pertalite diperkirakan tidak akan cukup sampai akhir tahun. <br />Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pertalite dan solar akan habis pada September dan Oktober 2022 jika tidak ada perubahan pola konsumsi masyarakat terkait dua jenis BBM itu. <br /> <br />Menteri Keuangan juga mengungkap lebih dari separuh alokasi solar dan pertalite subsidi dinikmati keluarga mampu. <br /> <br />Menkeu menyebut, 95 persen solar bersubsidi dinikmati keluarga mampu yang jumlahnya mencapai 1,69 juta kilo liter per tahun. <br /> <br />Sementara keluarga tidak mampu hanya menikmati 5 persen solar bersubsidi, yang jumlahnya 0,1 juta kilo liter per tahun. <br /> <br />Hal yang sama juga terjadi di pertalite, 80 persen pertalite yang jumlahnya sebesar 15,89 juta kilo liter per tahun, dinikmati rumah tangga mampu. <br /> <br />Sedangkan, hanya 20 persen atau sekitar 3,94 juta kilo liter per tahun dinikmati keluarga tidak mampu. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/323231/dilema-antara-apbn-dan-bbm-menkeu-sri-mulyani-kuota-pertalite-habis-september-solar-oktober