PONOROGO, KOMPAS.TV - Pasca-penganiayaan hingga berujung tewasnya santri asal Palembang, Pondok Modern Darusalam Gontor, di Ponorogo Jawa Timur, menyatakan sedang mengevaluasi pola pembinaan dan akan merestrukturisasi sistem. <br /> <br />Pihak pengelola pondok modern gontor, berjanji akan merestrukturisasi sistem pendidikan dan pengasuhan, yang berpotensi disalahgunakan oleh para santri senior. <br /> <br />Salah satu yang mendasar adalah menggelar pengadilan untuk penegakan disiplin pondok, dan akan digelar secara terbuka. <br /> <br />Pengawasan dan pengasuhan untuk para santri senior juga ditingkatkan, agar peristiwa serupa tidak terulang. <br /> <br />Baca Juga 50 Adegan Diperagakan Saat Rekonstruksi Kasus Tewasnya Santri Gontor! di https://www.kompas.tv/article/328610/50-adegan-diperagakan-saat-rekonstruksi-kasus-tewasnya-santri-gontor <br /> <br />Polres Ponorogo memastikan terus mendalami kasus ini, termasuk memeriksa para dokter Rumah Sakit Yasyfin Gontor dan para ustadz pengasuh, terkait dugaan keterlibatan dalam penerbitan surat kematian korban. <br /> <br />Rencananya, hari ini pengacara keluarga korban akan mendatangi Polres Ponorogo, untuk melaporkan pihak yang diduga terkait dengan kasus tewasnya korban santri asal Palembang. <br /> <br />Rekonstruksi kasus tewasnya santri Pondok Modern Darusalam Gontor Ponorogo digelar Rabu (14/09) kemarin. <br /> <br />50 adegan diperagakan, termasuk proses penganiayaan hingga saat korban dibawa ke rumah sakit. <br /> <br />Rekonstruksi digelar secara tertutup, karena melibatkan satu tersangka dan saksi yang masih di bawah umur. <br /> <br />Dari proses rekonstruksi diketahui, 4 orang ikut mengevakuasi korban menggunakan becak, dari lokasi kejadian menuju rumah sakit. <br /> <br />Sebelumnya diketahui motif penganiayaan santri Pondok Pesantren Gontor, karena salah paham antara korban dan kakak kelas akibat tidak membawa peralatan kemah lengkap. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/328695/kasus-tewasnya-santri-ponpes-gontor-tersangka-di-bawah-umur-reka-ulang-digelar-secara-tertutup
