KOMPAS.TV - Duka mendalam dirasakan seorang perempuan di Malang, Jawa Timur. Tragedi di Kanjuruhan merenggut nyawa sang suami dan anaknya yang masih berusia 3,5 tahun. Ia pun mencoba tegar. <br /> <br />Sanak keluarga dan tetangga masih terus berdatangan ke rumah Elmiati untuk menghiburnya. <br /> <br />Baca Juga Tragedi Kanjuruhan Jadi Catatan Kelam Sejarah Pertandingan Sepak Bola Dunia di https://www.kompas.tv/article/334977/tragedi-kanjuruhan-jadi-catatan-kelam-sejarah-pertandingan-sepak-bola-dunia <br /> <br />Elmiati masih berduka setelah kehilangan dua orang yang dicintainya sekaligus. <br /> <br />Suami dan anak laki-lakinya yang berusia 3,5 tahun jadi korban meninggal dunia saat tragedi Kanjuruhan, Sabtu lalu. <br /> <br />Elmiati menceritakan detik-detik kericuhan terjadi. Sang suami berusaha membawa mereka keluar stadion melalui pintu 13. <br /> <br />Namun tembakan gas air mata yang dilempar ke tribun penonton membuat panik. Suasana semakin tak terkendali hingga akhirnya ratusan korban jiwa berjatuhan. <br /> <br />Meski pahit namun Elmiati harus menerima takdir, ia berharap kasus ini bisa diusut tuntas dan jadi tragedi terakhir yang menimpa dunia persepakbolaan Indonesia. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/334979/kisah-elmiati-kehilangan-suami-dan-anaknya-akibat-tragedi-kanjuruhan
