JAKARTA, KOMPAS.TV - Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membantah, jika penyebab meninggalnya korban tragedi Kanjuruhan karena tembakan gas air mata. <br /> <br />Dedi Prasetyo menyebut, kepolisian sudah menganalisis gas air mata yang digunakan saat kejadian di Stadion Kanjuruhan. <br /> <br />Polri menyatakan penggunaan gas air mata dalam skala tinggi, termasuk yang digunakan polisi di Stadion Kanjuruhan tidak mematikan. <br /> <br />Baca Juga Anggaran Gas Air Mata Polri 2022 Capai Rp160 M, tetapi Masih Gunakan Gas Kedaluwarsa di Kanjuruhan di https://www.kompas.tv/article/336690/anggaran-gas-air-mata-polri-2022-capai-rp160-m-tetapi-masih-gunakan-gas-kedaluwarsa-di-kanjuruhan <br /> <br />Hal ini dungkap Polri berdasarkan keterangan Ahli Kimia dan Persenjataan dari UI dan Universitas Pertahanan. <br /> <br />Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo menyebut, dari penjelasan para ahli dan dokter, efek gas air mata memicu iritasi mata, kulit, dan pernapasan, bukan kematian. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/336767/bantah-gas-air-mata-berakibat-fatal-polri-penggunaan-berskala-tinggi-pun-tidak-mematikan
