KOMPAS.TV - Bagaimana efek lain dari gas air mata pada tubuh manusia? <br /> <br />Kompas TV berbincang dengan Erlina Burhan dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan. <br /> <br />Hal ini terkait korban gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan. <br /> <br />Sepekan lebih, korban luka Tragedi Kanjuruhan belum pulih sepenuhnya. <br /> <br />Salah satu korban yang terkena gas air mata dan terinjak, masih jalani perawatan mata dan kaki yang terluka. <br /> <br />Salah satu korban, Kevia Naswa, masih mengalami mengalami mata merah dampak dari gas air mata. <br /> <br />Jemari tangan kanannya sulit digerakkan, sementara kaki kirinya yang terluka masih belum pulih untuk berjalan normal. <br /> <br />Saat Tragedi Kanjuruhan, Kevia sempat terinjak suporter lain yang hendak menyelamatkan diri. <br /> <br />Gas air mata juga membuat wajah Kezia sempat dipenuhi bintik hitam selama tiga hari. <br /> <br />Di sisi lain, Polri menyebut gas air mata dalam skala tinggi, termasuk yang digunakan polisi di Stadion Kanjuruhan, tidak mematikan. <br /> <br />Hal ini diungkap Polri berdasarkan keterangan Ahli Kimia dan Persenjataan dari Universitas Indonesia dan Universitas Pertahanan. <br /> <br />Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, menyebut, dari penjelasan para ahli dan dokter, efek gas air mata memicu iritasi mata, kulit, dan pernapasan; bukan kematian. <br /> <br />Polri mengakui penggunaan gas air mata yang kedaluwarsa dalam Tragedi Kanjuruhan. <br /> <br />Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedy Prasetyo memastikan gas air mata yang memasuki masa kedaluwarsa tidak berbahaya karena kadar zat kimianya menurun. <br /> <br />Polisi menyatakan semprotan gas air mata tidak menyebabkan kematian. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/337931/gas-air-mata-berbahaya-ini-penjelasan-dokter-spesialis-paru-paru-erlina-burhan
