JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM telah melakukan penelusuran lebih lanjut atas temuan cemaran etilen glikol pada sejumlah obat sirop. <br /> <br />Kepala BPOM, Penny Lukito menyatakan bahwa penyebab gagal ginjal akut pada anak masih diselidiki penyebabnya oleh Kemenkes, BPOM dan Ikatan Dokter Anak Indonesia. <br /> <br />Penny Lukito menambahkan BPOM hanya bertugas menguji sampel obat yang diambil aman atau tidak. <br /> <br />Untuk menunjukkan akibat dari sampel tersebut, bukanlah tugas BPOM. <br /> <br />Baca Juga Marak Kasus Gagal Ginjal, Erick Thohir Minta BUMN Farmasi dan RS BUMN Cek Ulang Seluruh Obat di https://www.kompas.tv/article/340955/marak-kasus-gagal-ginjal-erick-thohir-minta-bumn-farmasi-dan-rs-bumn-cek-ulang-seluruh-obat <br /> <br />Sementara itu, kasus gagal ginjal akut di Aceh bertambah lagi menjadi 29 orang. <br /> <br />Dalam dua hari terakhir pasien anak gagal ginjal akut yang dirawat di Rumah Sakit Umum Dokter Zainoel Abidin, Banda Aceh bertambah 3 orang. <br /> <br />21 anak di antaranya meninggal dunia. <br /> <br />Hingga kini 3 orang masih dirawat, sedangkan 5 orang dinyatakan sembuh. <br /> <br />Kasus gagal ginjal akut yang dirawat di Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang bertambah 3 orang. <br /> <br />Satu orang di antaranya melakukan isoman di rumah lantaran terkonfirmasi covid-19. <br /> <br />Total ada enam kasus yang ditangani sejak September, dengan dua orang anak meninggal dunia. <br /> <br />Sejumlah antisipasi juga dilakukan seperti menyiapkan instalasi hemodialisa dan perawatan intensif untuk anak. <br /> <br />Banyaknya kasus gagal ginjal akut pada anak, disorot Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. <br /> <br />YLKI meminta presiden membentuk tim independen guna mengusut tuntas kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan ratusan anak di Indonesia meninggal. <br /> <br />Karena harus ada yang bertanggung jawan atas kejadian tersebut. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/340970/kasus-gagal-ginjal-akut-pada-anak-terus-bertambah-bpom-dan-kemenkes-masih-selidiki-penyebabnya
