KOMPAS.TV - Angka kematian akibat gangguan ginjal akut progresif atipikal, yang masih belum diketahui pasti penyebabnya, terus meningkat. <br /> <br />Per 23 Oktober, angka kematiannya mencapai 58 persen, dan mayoritas adalah pasien di bawah usia lima tahun. <br /> <br />Salah satunya, adalah Muhammad Ali Subadar. <br /> <br />Balita yang belum genap dua tahun, asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, ini meninggal dunia, setelah sempat demam tinggi, dan meminum obat sirop. <br /> <br />Demamnya sembuh, tapi kondisinya terus menurun setelah ia tak bisa buang air kecil beberapa hari. <br /> <br />Berkaca dari kasus serupa di Gambia, sejak awal Oktober, Kemenkes melakukan tes toksikologi pada sejumlah pasien yang dirawat di RSCM. <br /> <br />Hasilnya, diduga kuat, kasus gangguan ginjal akut pada anak ini disebabkan oleh kandungan senyawa kimia campuran obat sirop, yang berbahaya jika berada di atas ambang batas aman. <br /> <br />Kemenkes pun menginstruksikan seluruh apotek, untuk tidak menjual 102 jenis obat sirop, serta meminta dokter tidak meresepkan obat itu untuk sementara. <br /> <br />Temuan senyawa cemaran dalam obat sirop, dinilai tidak serta merta berkaitan langsung dengan kasus gangguan gagal ginjal akut. <br /> <br />Badan POM juga telah merilis 23 produk obat sirop, yang dinyatakan aman, karena tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol dan atau gliserol, yang bisa diakses di website Badan POM. <br /> <br />Kemenkes kini telah mendatangkan obat penawar untuk mencegah terbentuknya kristal toksik akibat konsumsi cemaran berbahaya dari obat sirop. <br /> <br />Obat ini disebut fomepizole. 10 pasien gagal ginjal akut di RSCM yang mendapat obat ini, perlahan membaik. Bagaimana cara kerjanya? <br /> <br />Kemenkes telah memesan 200 vial obat penawar dari mancanegara, dan segera mendistribusikannya ke seluruh provinsi dengan temuan kasus gangguan ginjal akut. <br /> <br />Pemerintah juga berjanji akan mengusut tuntas, dugaan unsur pidana dalam maraknya fenomena ini. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/341108/10-pasien-gagal-ginjal-akut-di-rscm-perlahan-membaik-usai-diberikan-obat-penawar-fomepizol
