MALANG, KOMPAS.TV - Autopsi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan, digelar Sabtu (5/11) kemarin di Malang, Jawa Timur. <br /> <br />Proses autopsi turut dipantau Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). <br /> <br />Anggota TGIPF, Irjen Armed Wijaya mengatakan, TGIPF akan terus mengawasi proses hukum Tragedi Kanjuruhan. <br /> <br />Hasil autopsi ini, diharapkan dapat mengungkap jelas penyebab kematian dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang. <br /> <br />Hasil autopsi ini nantinya akan dimasukkan sebagai tambahan bukti baru. <br /> <br />Tim Dokter Forensik yang melakukan autopsi dipimpin langsung oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur, Dokter Nabil Bahasuan. <br /> <br />Nabil mengatakan bahwa PDFI Jatim membentuk tim independen yang terdiri dari dua penasihat dan enam operator. <br /> <br />Emosi dan tangis Devi Antok tak terbendung, saat proses autopsi dua jenazah anaknya berlangsung. <br /> <br />Ia pun terkulai lemas, tak kuat menahan sakit dan pilu, mengingat dua anak tercintanya telah tiada akibat Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. <br /> <br />Autopsi terhadap kedua anaknya digelar kemarin (6/11), di permakaman Desa Sukolilo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. <br /> <br />Keluarga korban berharap, hasil autopsi bisa mengungkap tindak pidana penyebab Tragedi Kanjuruhan dan adanya keadilan atas hilangnya nyawa keluarga mereka. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/345676/2-korban-tragedi-kanjuruhan-diautopsi-keluarga-berharap-dapat-temukan-keadilan