VIDEO.TEMPO.CO - Jepang dikenal sebagai negara penghasil teknologi canggih.<br />Salah satu teknologi yang tampaknya cukup digemari ialah robot seks.<br />Meskipun dapat 'membantu' para pria yang belum menikah, robot seks dianggap mengundang kontroversi.<br />Fakta kurangnya perempuan di Jepang membuat permintaan robot seks ini meningkat dan semakin digemari.<br />Dilansir laman Mirror, Selasa (29/1/2019), menurut seorang pakar, kehadiran robot yang semakin digemari ini dikhawatirkan akan memperparah turunnya populasi di Jepang.<br /><br />Kate Devlin, Dokter dari King’s College London mengatakan, saat ini minat pria “jomblo” di Jepang sudah bergeser pada kekasih buatan atau robot seks.<br />Itulah sebabnya, robot ini akan semakin menurunkan angka kelahiran.<br />“Kehadiran robot seks di negeri yang tingkat pria kesepiannya tinggi akan memperparah keadaan.<br />Itu menyebabkan pria lebih tertarik membeli robot seks perempuan,” -Dokter Devlin.<br /><br />Dilansir dari TNW, University of Helsinki menemukan mayoritas responden lebih memilih untuk membayar seorang robot seks dibanding pekerja seks asli.<br />Tak hanya itu, penjualan robot ini juga mengalami peningkatan yang fantastis.<br />Perusahaan Dutch Wives telah menjual lebih dari 2 ribu robot seks di Jepang sepanjang 2017.<br />“Akan terlihat benar-benar hidup. Saat berhubungan dengan istri, bisa saja muncul sejumlah pertengkaran.<br />Namun, dengan boneka dijamin tak ada masalah seperti itu,” -Noburu Tanaka, Marketing Perusahaan Dutch Wives.<br /><br /><br />https://www.teras.id/iptek/pat-30/131313/gara-gara-robot-seks-angka-kelahiran-menurun-di-jepang<br /><br />Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel<br /><br />Official Website: http://www.tempo.co<br />Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co<br />Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia<br />Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/<br />Twitter: https://twitter.com/tempodotco<br />Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel
