VIDEO.TEMPO.CO - Ketika petugas menanyakan apakah pilot siap mendarat pada pukul 06.32.00, pilot tidak merespons. Beberapa detik kemudian, pesawat hilang dari radar. Pilot tak lagi bisa dihubungi. Petugas yang sama sempat meminta pilot Batik Air BTK6401 yang sedang melintas agar melihat posisi JT 610. Batik Air tidak menyaksikan apa-apa.<br /><br />Manajer Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, Yohanes Sirait, tidak menjawab pesan pendek dan telepon dari Tempo untuk mengkonfirmasi hal ini. Kemarin, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mendapatkan kotak hitam perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR) Lion Air JT 610, pada posisi 500 meter dari lokasi kontak terakhir pesawat.<br /><br />"Kami menduga (pesawat) jatuh ke laut dengan kecepatan tinggi dan tidak meledak di udara," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. BUDI SETYARSO | INDRI MAULIDAR<br /><br />Percakapan Terakhir<br /><br />Sejak dua menit pertama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, menurut sumber Tempo, Lion Air JT 610 dan petugas air traffic controller (ATC) intens berkomunikasi mengenai kerusakan pada sistem kendali penerbangan (flight control). Pilot sempat meminta ATC membantu memastikan ketinggian dan kecepatan pesawat. Tapi pada pukul 06.32, ketika ATC menanyakan apakah pilot siap untuk kembali, tidak ada respons, lalu JT 610 menghilang dari radar.<br /><br />Lokasi akhir pesawat terpantau radar <br />Perairan Tanjung Karawang <br />-5.81346, 107.12698 <br />Atau S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622<br /><br />Sekitar 81,1 kilometer <br />Dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.<br /><br />Sekitar 12 kilometer <br />Dari Pantai Pakis, Karawang.<br /><br />345 knot (638,94 kilometer per jam) <br />Kecepatan akhir pesawat sebelum hilang kontak.<br /><br />3.650 kaki (1,11 kilometer) <br />Ketinggian akhir pesawat dari permukaan laut sebelum hilang kontak.<br /><br />Koordinat penemuan kotak hitam (flight data recorder) <br />500 meter barat laut dari lokasi akhir pesawat. <br />Atau 5 49’25"S - 107 04’15"E <br />Kondisi tertimbun lumpur di dasar laut (kedalaman 35 meter) dan harus digali oleh tim penyelam.<br /><br />**<br /><br />06.20.00 WIB <br />Lion Air JT 610 lepas landas menuju Pangkalpinang dari Soekarno-Hatta.<br /><br />06.21.23 WIB <br />Pilot melakukan kontak pertama dengan ATC. Ketinggian pesawat 900 kaki.<br /><br />06.21.53 WIB <br />Pilot melaporkan ada masalah flight control dan meminta posisi holding 5.000 kaki. ATC memberi izin.<br /><br />06.22.57 WIB <br />Pilot menanyakan kecepatan pesawat kepada ATC. ATC menjawab 332 knot.<br /><br />06.29.39 WIB <br />Terekam data bahwa pesawat meninggalkan ketinggian 5.000 kaki.<br /><br />06.29.55 WIB <br />Pilot diberi izin kembali ke arrival menggunakan runway 25 karena masalah flight control.<br /><br />06.31.35 WIB <br />Pilot meminta kembali ke poin ESALA (poin awal Soekarno-Hatta) karena cuaca dan pilot tidak yakin dengan ketinggian pesawat. Pilot meminta agar diberi pemisahan 3.000 kaki dengan pesawat lain.<br /><br />06.32.00 WIB <br />ATC menanyakan apakah pilot siap kembali ke runway. Tidak ada balasan.<br /><br />06.33.30 WIB <br />ATC menghubungi Batik Air 6401 untuk melihat posisi Lion Air.<br /><br />**<br /><br />Sebaran Pecahan <br />66 kilometer persegi <br />Ukuran pecahan: 5 cm hingga 2 meter persegi.<br /><br />"Kalau melihat serpihan-serpihan, diduga kuat pesawat terkena impact cukup besar saat kena air. Kalau meledak, maka serpihannya bisa menyebar lebih jauh dari yang saat ini," <br />Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi.<br /><br /><br />(Editor : Yola Prima )<br /><br />Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel<br /><br />Official Website: http://www.tempo.co<br />Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co<br />Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia<br />Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/<br />Twitter: https://twitter.com/tempodotco<br />Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel