JAKARTA, KOMPAS.TV - Bjorka diduga meretas dan menjual data pelanggan MyPertamina. <br /> <br />Total ada 30 GB data pelanggan yang memuat 44 juta lebih data pelanggan MyPertamina. <br /> <br />Data pelanggan ini diduga dijual seharga USD 25 ribu atau hampir Rp 400 juta. <br /> <br />Menurut Pakar Digital Forensik, Pratama Persadha, berulangnya kasus dugaan kebocoran data seolah menguji komitmen pemerintah dalam melindungi data pribadi warga. <br /> <br />Selain itu, data yang diklaim Bjorka milik PeduliLindungi di antaranya memuat data nama pengguna, alamat email, nomor KTP, nomor telepon, perangkat yang digunakan, tanggal kelahiran, status Covid-19, histori check-in aplikasi, histori kontak erat pelacakan, termasuk data vaksinasi. <br /> <br />Untuk membuktikan klaimnya, Bjorka menyertakan sampel data di antaranya milik Menkominfo Johnny G Plate, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, pun data selebritas. <br /> <br />Dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas TV, Juru Bicara BSSN menyebut; saat ini BSSN, Kemenkes, Kemenkominfo, dan PT Telkom berkoordinasi dan menginvestigasi dugaan kebocoran data PeduliLindungi. <br /> <br />Langkah teknis yang dilakukan di antaranya memvalidasi data yang dipublikasikan oleh Bjorka dan mencocokannya dengan data di peladen PeduliLindungi. <br /> <br />Pengecekan teknis lainnya mencakup riwayat aktivitas jaringan, dan aktivitas lain di peladen atau server milik PeduliLindungi. <br /> <br />Menurut BSSN, proses investigasi masih terus berlangsung. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/350192/bjorka-diduga-retas-44-juta-data-dari-aplikasi-mypertamina-apa-langkah-pemerintah