JAKARTA, KOMPAS.TV - Delapan parpol menolak sistem pemilu legislatif secara proposional tertutup, atau coblos partai. <br /> <br />Sebelumnya, Ketua KPU melempar wacana pemilu legislatif pada 2024 mendatang, kembali ke sistem proposional tertutup. <br /> <br />Sebanyak delapan pimpinan parpol menggelar pertemuan, di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan. <br /> <br />Dari pertemuan itu, delapan parpol menolak tegas wacana sistem pemilu proposional tertutup. <br /> <br />Baca Juga Jadi Satu-Satunya Fraksi di DPR yang Setuju dengan Sistem Pemilu Tertutup, Ini Alasan PDI-P! di https://www.kompas.tv/article/365738/jadi-satu-satunya-fraksi-di-dpr-yang-setuju-dengan-sistem-pemilu-tertutup-ini-alasan-pdi-p <br /> <br />Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyebutkan dengan sistem proposional tertutup, tidak terwujud hubungan keterwakilan antara anggota legislatif dan rakyat yang diwakilinya. <br /> <br />Sementara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan, sistem proposional tertutup membuat rakyat tidak tahu, siapa yang mewakilinya. <br /> <br />Terkait pertemuan delapan parpol, Sekjen PDI Perjuangan menyebutkan hal itu adalah wajar. <br /> <br />Namun demikian, pihaknya tetap menghormati pertemuan delapan parpol tersebut. <br /> <br />Sejauh ini, hanya PDI-Perjuangan yang mendukung penggunaan sistem proposional tertutup. <br /> <br />PDI-Perjuangan beralasan, sistem tersebut akan membuat orang-orang yang berada di lembaga legislatif, lebih berkualitas. <br /> <br />Pasalnya, parpol akan memilih caleg berdasarkan kompetensi bukan popularitas. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/366057/tolak-sistem-pemilu-secara-proposional-tertutup-ahy-jangan-sampai-hak-rakyat-dirampas
