JAKARTA, KOMPAS.TV - Richard Eliezer sempat didampingi psikolog klinis saat menjalani persidangan bahkan sempat menghadapi asement. <br /> <br />Psikolog Klinis Liza Djaprie menyebut, saat pembacaan tuntutan terlihat jelas Eliezer terpukul dan kecewa. <br /> <br />Ia sendiri juga mengaku patah hati saat mendengar tuntutan dari jaksa penuntut umum. <br /> <br />Jika kembali ke saat awal bertemu dengan psikolog dan memutuskan menjadi justice collaborator, Eliezer terlihat takut dan khawatir meski sudah ada keyakinan. <br /> <br />Namun seiring waktu kepercayaan dirinya bangkit. <br /> <br />Eliezer konsisten membongkar peran Sambo, dalam merancang pembunuhan berencana Yosua. <br /> <br />Baca Juga Merasa Tak Adil Anaknya Dituntut 12 Tahun Penjara, Ibunda Eliezer Mengadu Minta Pertolongan Presiden di https://www.kompas.tv/article/370332/merasa-tak-adil-anaknya-dituntut-12-tahun-penjara-ibunda-eliezer-mengadu-minta-pertolongan-presiden <br /> <br />Mulai dari memanggil Eliezer di rumah Saguling, saat itu Sambo memerintahnya untuk membunuh Yosua dan berjanji melindungi Eliezer. <br /> <br />Sambo bilang, Nanti kau yang bunuh Yosua, karena kalo saya yang bunuh enggak ada yang jaga kita. <br /> <br />Sebelum peristiwa penembakan Yosua, Eliezer juga bercerita jika Sambo memerintahnya untuk menambah amunisi. <br /> <br />Sambo lalu memberi satu kotak peluru kepada Eliezer. <br /> <br />Jika Eliezer mengungkap fakta di persidangan, sementara dalam rekonstruksi tuntutan jaksa untuk Putri dinilai banyak yang tak memiliki bukti dan tidak sesuai fakta persidangan. <br /> <br />Seperti peristiwa pemerkosaan yang dinilai sebagai skenario yang dibuat Putri Candrawathi untuk menutupi peristiwa yang sebenarnya. <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/370448/eliezer-menagis-saat-pembacaan-tuntutan-dari-jpu-ini-kata-psikolog-klinis
