JAKARTA, KOMPAS.TV - Perjalanan sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua, sudah mendekati babak akhir. <br /> <br />Ferdy Sambo dan terdakwa lainnya, telah membacakan nota pembelaan alias pleidoi, demi lepas dari dakwaan pembunuhan berencana. <br /> <br />Sidang demi sidang, sudah dilalui terdakwa pembunuhan berencana Yosua. <br /> <br />Jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak main-main, Sambo dituntut dengan hukuman seumur hidup. <br /> <br />Sambo pun mengeluarkan upaya terakhirnya, untuk menggugah majelis hakim agar menjatuhkan vonis ringan saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi. <br /> <br />Dalam pembelaannya, Sambo bersikukuh tak pernah merencanakan pembunuhan Brigadir Yosua melainkan terjadi secara spontan lantaran emosi atas laporan istrinya Putri Candrawathi yang mengaku diperkosa Yosua, di Magelang. <br /> <br />Tak hanya itu, dalam pledoinya sambo kembali mengklaim tidak ikut menembak Brigadir Yosua. <br /> <br />Sambo mengaku, justru dialah yang menghentikan Eliezer menembaki Yosua. <br /> <br />Tak sampai di situ, Sambo juga menilai begitu banyak penghakiman dan tekanan yang dirasakannya terkait kasus pembunuhan yang sedang dijalaninya. <br /> <br />Sambo pun mengaku telah menyesali perbuatannya. <br /> <br />Sembo meminta maaf dan menyatakan siap bertanggung jawab. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/372050/bacakan-pembelaan-sambo-bantah-tembak-yosua-hingga-sesalkan-ada-penghakiman
