JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang polisi berpangkat Bripka, marah-marah. <br /> <br />Bripka Madih mengaku dimintai uang pelicin Rp100 juta oleh seorang anggota kepolisian di Polda Metro Jaya. <br /> <br />Uang ini untuk memuluskan laporan soal sengketa tanah orangtuanya. <br /> <br />Anggota Provost Polsek Jatinegara, Bripka Madih, kecewa, sebagai polisi dirinya mengaku diperas oknum polisi atas kasus penyerobotan lahan dan perusakan tanah orangtua Bripka Madih di Bekasi, Jawa Barat. <br /> <br />Tak hanya diminta uang pelicin Rp100 juta, oknum polisi juga meminta tanah 1.000 meter persegi sebagai biaya penyidikan. <br /> <br />Bripka Madih hari ini (03/02) datang ke lokasi lahan milik orangtuanya seluas 6.000 meter, yang kini sedang dibangun perumahan. <br /> <br />Diduga ada oknum makelar tanah yang memperjualbelikan lahan orangtua Bripka Madih. <br /> <br />Baca Juga Dugaan Mafia Tanah, Warga Kampung Nelayan Pekalongan Unjuk Rasa di https://www.kompas.tv/article/374670/dugaan-mafia-tanah-warga-kampung-nelayan-pekalongan-unjuk-rasa <br /> <br />Kasus ini telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya tapi tidak ada kejelasan, padahal Madih juga adalah seorang polisi. <br /> <br />Bripka Madih telah melaporkan kasus dugaan mafia tanah ke polisi. <br /> <br />Tapi kecewa karena diminta biaya penyidikan Rp100 juta. <br /> <br />Bripka Madih berencana mengundurkan diri sebagai anggota polisi pasca kejadian yang menimpanya dengan pensiun dini dan berharap mafia tanah bisa diberantas. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/374819/bripka-madih-kecewa-dan-marah-karena-diperas-oknum-polisi-saat-urus-kasus-tanah-orangtuanya
