TASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Aksi mahasiswa menolak Perppu Nomor 2 Tahun 2022 dan Undang-Undang Cipta Kerja, di depan Gedung DPRD Tasikmalaya, berujung saling dorong dengan petugas kepolisian saat mahasiswa memaksa masuk ke dalam gedung. <br /> <br />Aksi saling dorong antara petugas kepolisian dan mahasiswa tidak terhindarkan, saat mahasiswa bersama buruh memaksa masuk ke dalam gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. <br /> <br />Gagal masuk ke dalam gedung, mahasiswa dan buruh kemudian membakar ban di tengah jalan dan menutup akses lalu lintas menuju pusat Kota Tasikmalaya. <br /> <br />Baca Juga Demo Tolak Perppu Cipta Kerja, Massa Bawa Nasi Tumpeng hingga Keranda ke Gedung DPR di https://www.kompas.tv/article/382999/demo-tolak-perppu-cipta-kerja-massa-bawa-nasi-tumpeng-hingga-keranda-ke-gedung-dpr <br /> <br />Aksi massa akhirnya dapat diredam, setelah mahasiswa diperbolehkan masuk ke dalam Gedung DPRD. <br /> <br />Setelah ada kesepakatan, ratusan mahasiswa dan lima anggota DPRD Kota Tasikmalaya, akhirnya perwakilan dari DPRD menandatangani surat pernyataan sikap yaitu menolak keras Perppu No 2 Tahun 2022 dan Cipta Kerja. <br /> <br />Sementara, puluhan mahasiswa juga melakukan unjuk rasa di depan kantor DPRD Sumatera Utara, sebagai penolakan pengesahan Perppu Cipta Kerja. <br /> <br />Penetapan Perppu ini dianggap mendukung oligarki dan melemahkan hak sipil. <br /> <br />Massa menuntut agar dewan perwakilan rakyat segera melakukan evaluasi atas keputusan presiden yang mengesahkan Perppu Cipta Kerja, dan segera mencabut Perppu tersebut. <br /> <br />Puluhan massa aksi tetap bertahan menyuarakan penolakan Perppu Cipta Kerja yang dianggap mencederai konstitusi. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/383416/sepakat-dengan-mahasiswa-dprd-kota-tasikmalaya-tolak-uu-cipta-kerja
