KOMPAS.TV - Penjualan "vinyl" atau piringan hitam di Amerika Serikat jadi salah satu yang terbesar di dunia. <br /> <br />Wajar saja, karena di era 80an "vinyl" mencapai masa jayanya di Amerika Serikat. <br /> <br />bahkan di tahun 1973, sebanyak 71 persen dari total penjualan musik ditopang oleh "vinyl". <br />Recording Industry Association of America menunjukkan nilai penjualan "vinyl" di Amerika Serikat pada 2017 mencapai angka 395 juta Dollar AS. <br /> <br />Penjualan terus meningkat di tengah kondisi pandemi covid-19, karena terbantu media sosial dimana saat lockdown banyak pemilik "vinyl" mengunggah asiknya mengoleksi "vinyl". <br /> <br />Sehingga nilai perolehan tahun 2020 mencapai 626 juta Dollar AS. <br /> <br />Baca Juga Sebelum Meninggal Tak Wajar, Almarhum Bripka AS Diduga Gelapkan Pajak Senilai Rp 2,5 Miliar di https://www.kompas.tv/article/391108/sebelum-meninggal-tak-wajar-almarhum-bripka-as-diduga-gelapkan-pajak-senilai-rp-2-5-miliar <br /> <br />Bahkan, di semester awal 2021 sudah terjual 467 juta Dollar AS atau melebihi penjualan setahun penuh pada 2018. <br /> <br />Kami mencoba mencari data penjualan "vinyl" di Indonesia, namun tak bisa kami temukan. <br /> <br />Meskipun begitu, mulai banyak masyarakat yang menjadi kolektor "vinyl". <br /> <br />Apa sih kelebihan mengoleksi "vinyl"? <br /> <br />Kita akan berbincang bersama salah satu kolektor "vinyl", Yuan Adriles yang juga merupakan CEO Indonesian Record and Archive. <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/391116/vinyl-kembali-berjaya-di-amerika-serikat-simak-keasyikan-mendengarkan-musik-lewat-piringan-hitam