PANGANDARAN, KOMPAS.TV -Sejumlah orangtua siswa sd negeri, di Kabupaten Pangandaran, mengeluhkan uang tabungan anaknya tidak bisa dicairkan akibat kredit macet koperasi. <br /> <br />Untuk mengembalikan uang tabungan siswa, salah satu koperasi siap menjual aset milik mereka. <br /> <br />Widiansyah, salah satu orangtua siswa kelas enam, di SD Negeri 2 Kondang Jajar, Kecamatan Cijulang, Pangandaran Jawa Barat, harus gigit jari. Widiansyah yang sehari-hari bekerja sebagai penjual bakso, kebingungan, tabungan anaknya di sekolah sebesar Rp 45 juta, tak bisa dicairkan. <br /> <br />Sekolah beralasan tabungan tak bisa cair karena disimpan di koperasi yang mengalami kredit macet. Padahal uang tabungan tersebut akan digunakan untuk sang anak melanjutkan sekolah, dan keperluan keluarganya. <br /> <br />Pihak koperasi mengaku mengalami kredit macet, karena banyak guru, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, tidak menyicil utangnya. <br /> <br />Salah satu koperasi, yakni Koperasi Tugu Cijulang menyatakan, mereka mempunyai utang sekitar Rp2,9 miliar kepada enam SD di Kecamatan Cijulang. <br /> <br />Untuk mengembalikan uang tabungan sekolah, Koperasi Tugu Cijulang berencana menjual aset milik mereka, berupa bangunan gedung. <br /> <br />Jika nantinya uang hasil penjualan aset tidak mencukupi untuk melunasi hutang, maka Koperasi Tugu Cijulang akan berupaya menagih hutang yang hingga kini belum dibayar oleh 61 guru dari 21 SD. <br /> <br />Total, utang pinjaman dari 61 guru ke Koperasi Tugu Cijulang, mencapai Rp5,1 miliar. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/418854/akibat-61-guru-macet-cicilan-koperasi-jual-aset-demi-lunasi-tabungan-murid-di-pangandaran
