BANYUMAS, KOMPAS.TV - Atap Madrasah Tsanawiyah Pakis di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah ambruk setelah tidak mampu menahan guyuran hujan deras selama 3 hari. <br /> <br />Kayu-kayu penyangga atap yang berusia 10 tahun dan mulai lapuk diperkirakan ikut mempercepat kerusakan. <br /> <br />Hujan pun membasahi ruangan dan merusak sejumlah sarana seperti meja, lemari, buku-buku, serta memutus saluran listrik dan internet. <br /> <br />Untuk memperbaiki atap yang rusak, seluruh warga sekolah, orangtua, bahkan warga sekitar bergotong-royong. <br /> <br />Meski kondisi bangunan rusak di sana-sini, Madrasah Tsanawiyah Pakis adalah sandaran harapan para orangtua untuk pendidikan anak-anak mereka sejak 10 tahun silam. <br /> <br />Sekolah ini terletak di perbukitan, barat lereng Gunung Slamet dan berbatasan langsung dengan hutan. <br /> <br />Selain pendidikan akademik, sekolah juga mengajari para siswa aktivitas pertanian. <br /> <br />Tidak ada pungutan biaya untuk menuntut ilmu di madrasah ini. <br /> <br />Bahkan cara mendaftar di sekolah ini sangat unik, yakni dengan hasil bumi. <br /> <br />Orangtua cukup datang ke sekolah membawa hasil bumi seperti kelapa, talas, singkong, labu, bahkan pisang sebagai simbol ikatan atau pengganti pembayaran pendaftaran sekolah. <br /> <br />Nantinya, hasil bumi akan dinikmati oleh warga sekolah bersama para orang tua. <br /> <br />Jika ada yang bisa dijual, hasilnya akan digunakan untuk operasional sekolah. <br /> <br />Saat ini, Madrasan Tsanawiyah Pakis memiliki 22 siswa dan telah memiliki alumni 7 angkatan yang telah bekerja, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. <br /> <br />Baca Juga Pertimbangan Koalisi dan Hasil Survei, Bacawapres Ganjar Erick Thohir atau Sandiaga Uno? di https://www.kompas.tv/video/425323/pertimbangan-koalisi-dan-hasil-survei-bacawapres-ganjar-erick-thohir-atau-sandiaga-uno <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/425324/di-mts-pakis-uang-pendaftaran-sekolah-diganti-dengan-hasil-bumi-setempat