BATAM, KOMPAS.TV - Aksi menolak rencana relokasi 16 kampung di Pulau Rempang Batam, Kepulauan Riau pada Senin lalu berubah menjadi kericuhan. <br /> <br />Dari puluhan massa yang ditangkap, 5 orang di antaranya positif menggunakan narkotika. 31 orang diperiksa di Polresta Barelang dan 12 orang lain menjalani pemeriksaan di Polda Kepri. <br /> <br />Sebelumnya 7 September pekan lalu, sejumlah warga yang tergabung dalam masyarakat adat Melayu Pulau Rempang dan Galang bentrok dengan petugas gabungan saat menolak pengembangan kawasan Ekonomi Rempang Eco City di lokasi tersebut. <br /> <br />Warga menolak masuknya tim gabungan yang akan mengukur lahan dan memasang patok di Pulau Rempang. <br /> <br />Bentrokan tak terhindarkan hingga polisi menembakkan gas air mata. <br /> <br />Warga terus berupaya melawan petugas gabungan tim terpadu yang hendak masuk ke wilayah kawasan Pulau Rempang dan Galang. <br /> <br />Bentrokan di Pulau Rempang membuat Presiden Joko Widodo angkat suara. Presiden menyebut konflik soal pengosongan lahan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau disebabkan komunikasi yang kurang baik. <br /> <br />Jokowi menjelaskan kesepakatan terkait relokasi warga tak tersampaikan jelas. Presiden pun menugaskan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menjelaskan langsung kepada warga Rempang terkait pelaksanaan proyek investasi itu. <br /> <br />Akibat kericuhan, 43 orang ditangkap. Mereka diduga pelaku perusakan dan kekerasan kepada petugas, sementara 26 petugas gabungan terluka, serta Kantor BP Batam rusak dilempari massa. <br /> <br />Baca Juga Kerusuhan Pulau Rempang, BP Batam Jamin Aliran Listrik 24 Jam ke Hunian Warga Terdampak Proyek di https://www.kompas.tv/nasional/442980/kerusuhan-pulau-rempang-bp-batam-jamin-aliran-listrik-24-jam-ke-hunian-warga-terdampak-proyek <br /> <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/443066/43-orang-ditangkap-usai-ricuh-demo-relokasi-di-pulau-rempang-5-orang-positif-narkoba