JAKARTA, KOMPAS.TV - Di lantai 3A Blok B Pasar Tanah Abang, toko yang tutup sudah tak terhitung jari. <br /> <br />Para pedagang mengaku tak mampu membayar sewa, lantaran sepi pembeli. <br /> <br />Gempuran produk impor yang dijual secara daring dengan harga miring, jadi musuh bagi pedagang Pasar Tanah Abang. <br /> <br />Salah satu pedagang pakaian wanita sejak 2011 mengaku omsetnya anjlok. <br /> <br />Kamar Dagang dan Industri Indonesia DKI Jakarta mencatat, penurunan nilai perdagangan saat pandemi covid-19 mencapai 50 persen dari 12.970 kios di Pasar Tanah Abang. <br /> <br />Baca Juga Pasar Tanah Abang Sepi, Haji Faisal Kena Imbas: Sudah Banyak Pedagang yang Gulung Tikar di https://www.kompas.tv/entertainment/445331/pasar-tanah-abang-sepi-haji-faisal-kena-imbas-sudah-banyak-pedagang-yang-gulung-tikar <br /> <br />Padahal menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia, sebanyak 40 persen total produksi tekstil nasional dipasarkan di Tanah Abang, dengan nilai perdagangan mencapai Rp30 triliun per tahun dalam situasi normal. <br /> <br />Meski surut, kami masih menemui pembeli asal Malaysia yang mengaku setia berbelanja di Pasar Tanah Abang sejak delapan tahun lalu. <br /> <br />Di tengah gempuran toko online, ia mengaku punya sensasi tersendiri belanja langsung ke toko. <br /> <br />Pembeli juga berharap pemerintah bisa membuat regulasi yang berpihak kepada para pedagang Pasar Tanah Abang, agar roda ekonomi kembali berputar. <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/445408/begini-wajah-pasar-tanah-abang-yang-babak-belur-dihajar-toko-online-dan-barang-impor
