SERDANG BEGADAI, KOMPAS.TV - Nelayan di Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai mengeluhkan kegiatan kapal trawl atau pukat tarik di wilayah tangkapan nelayan tradisional. <br /> <br />Meski dilarang pemerintah, setiap harinya puluhan kapal trawl tetap melintas tetap melintas baik siang maupun malam. <br /> <br />Penggunaan alat trawl dilarang, karena menyebabkan kerusakan terumbu karang dan menjaring semua jenis biota laut. <br /> <br />Kondisi ini menyebabkan terhalangnya perkembangbiakan ikan dan biota lainnya. <br /> <br />Nelayan di Serdang Bedagai juga terpaksa merugi karena penghasilan mereka menurun drastis. <br /> <br />Sebelumnya mereka bisa mendapat tangkapan ikan hingga sepuluh kilogram, tetapi kini hanya empat kilogram saja. <br /> <br />Meski nelayan tradisional telah berulang kali menyampaikan keluhannya, pemerintah daerah setempat belum melakukan tindakan. <br /> <br />Ketua Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Serdang Bedagai, Muhammad Holiluddin memastikan nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai tidak ada yang menggunakan alat tangkap trawl. <br /> <br />Sejumlah kapal pukat itu dipastikan berasal dari daerah lain. Nelayan berharap pemerintah secepatnya memberikan pengawasan untuk mengontrol wilayah operasi kapal pukat, sehingga tidak terjadi konflik. <br /> <br />Baca Juga Prabowo Disambut Susi Pudjiastuti saat Berikan Bantuan 10 Kapal untuk Nelayan di Pangandaran di https://www.kompas.tv/video/451127/prabowo-disambut-susi-pudjiastuti-saat-berikan-bantuan-10-kapal-untuk-nelayan-di-pangandaran <br /> <br />#nelayan #kapalpukattrawl #kapalpukat <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/451152/merugi-nelayan-di-serdang-begadai-resah-dengan-keberadaan-kapal-pukat-trawl
