JAKARTA, KOMPAS.TV - Masih adanya permintaan dari masyarakat, dan kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan seksual membuat praktik aborsi ilegal masih tetap ada. <br /> <br />Kehamilan yang tidak diinginkan, seperti hamil di luar nikah, ketidakmampuan ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, hingga masalah dengan pasangan, menjadi alasan untuk menggugurkan janin. <br /> <br />Ari Kusuma Januarto, Ketua Bidang Legislasi, dan Advokasi PB IDI, prihatin dengan masih adanya praktik aborsi ilegal di masyarakat. <br /> <br />Resiko yang tinggi, mulai dari pendarahan, hingga trauma psikologis bisa menimpa perempuan yang melakukan aborsi. <br /> <br />Aborsi sebenarnya boleh saja dilakukan, jika terjadi kedaruratan medis, atau kasus pemerkosaan. <br /> <br />Baca Juga Gerebek Rumah Aborsi Ilegal di Ciracas, Polisi Temukan Serpihan Diduga Tulang Manusia di https://www.kompas.tv/video/460270/gerebek-rumah-aborsi-ilegal-di-ciracas-polisi-temukan-serpihan-diduga-tulang-manusia <br /> <br />Tindakan aborsi pun hanya boleh dilakukan oleh pihak yang memiliki kompetensi medis, dan wewenang yang telah diatur oleh undang-undang. <br /> <br />Pro kontra mengenai tindakan aborsi pasti akan selalu ada. <br /> <br />Namun keselamatan perempuan yang melakukan aborsi harus menjadi prioritas, karena tingkat kematian yang cukup tinggi. <br /> <br />Ketentuan hukum untuk melakukan aborsi sudah diatur di dalam undang-undang, sehingga tidak mudah melakukan pengguguran. <br /> <br />Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan bisa dipidana selama 5, hingga 15 tahun. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/460274/aborsi-ilegal-dijadikan-lahan-bisnis-idi-sejumlah-faktor-jadikan-aborsi-ilegal-terus-ada
