KOMPAS.TV - Pimpinan Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, angkat bicara usai salah satu santrinya meninggal dunia. <br /> <br />Pihak pondok menyayangkan aksi penganiayaan yang terjadi di dalam pondok pesantren. <br /> <br />Sebelum aksi pengeroyokan, antara korban dan para pelaku sudah dilakukan mediasi. <br /> <br />Korban juga mengakui dirinya khilaf mengambil uang saku rekannya. <br /> <br />Namun, pengakuan itu tidak membuat para pelaku menerima alasan korban. <br /> <br />Malam hari usai mediasi, korban dianiaya bersama-sama di sebuah ruangan kosong. <br /> <br />Pihak pondok pesantren tidak mengetahui adanya penganiayaan itu. <br /> <br />Pihak ponpes mengetahui kejadian, setelah satu pelaku panik dan memberitahu kalau korban tak sadarkan diri. <br /> <br />Pihak pondok yang mengetahui hal itu, langsung membawa korban ke rumah sakit. <br /> <br />Akan tetapi, nyawa korban tak terselamatkan. <br /> <br />Baca Juga Cemburu Istri Pakai Baju Terbuka, Suami Aniaya Istri hingga Meninggal Dunia! di https://www.kompas.tv/video/476714/cemburu-istri-pakai-baju-terbuka-suami-aniaya-istri-hingga-meninggal-dunia <br /> <br />#ponpes #penganiayaan #pengeroyokan <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/476716/seorang-santri-di-blitar-dianiaya-hingga-meninggal-dunia-oleh-17-rekannya-apa-motifnya
