Kampung tumaritis adalah sebuah kampung yang didiami oleh 3 kakak beradik beserta orang tuanya yaitu Semar, Dewi Sutiragen dan anaknya yaitu Gareng, Petruk dan Bagong, mereka lahir dikampung tumaritis. Namun Semar yang bernama asli Ismaya tidak lahir disana tetapi di kampung tribuana, disana semar mempunyai adik bernama manikmaya dan kakak bernama togog tejomantri, togog dan semar selalu saja bertarung namun acap kali togog selalu kalah. Di kampung tribuana mereka menyukai satu wanita yaitu dewi sutiragen namun dewi sutiragen tidak menyukai togog, tak selang beberapa lama Semar dan Dewi Sutiragenpun menikah di kampung tumaritis yaitu kampungnya dewi sutiragen dan melahirkan Gareng, Petruk dan Bagong, namun togog karena kecemburuannya kepada semar membuntutinya hingga ke kampung tumaritis sehingga tiap kali bertemu merekapun berdua selalu bertarung. Suatu hari Dewi Sutiragen meninggal sehingga hanya tersisa Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, mereka menjalani kehidupan di Kampung Tumaritis sepertihalnya orang biasa, kadang ada lucu kadang ada pula rasa sedih. Di Kampung Tumaritis mereka acap kali terlibat dengan sesuatu yang misteri, entah itu hantu, siluman, setan atau dedemit. Kadangkala mereka juga terlibat dengan percintaan dan kepahlawanan seperti menolong orang, wanita, orang tua, anak anak, bahkan siluman pun kadang ditolongnya. Di kampung itu Gareng, Petruk dan Bagong mempunyai teman teman sedari kecil seperti Kadut, Doim, Dullah, Asep, Kiting dan juga teman misterinya bilung sarawita yang dirawat oleh pamannya Togog Tejomantri. Namun mereka lupa ada satu pamannya lagi yang bernama Manikmaya yang dikemudian hari pamannya ini menjadi orang yang paling berpengaruh dinegerinya sebab selain kaya paman manikmaya ini menguasai hukum sebab salah satu usahanya yang besar di negerinya yaitu badan pengacara nasional. kisah ini menjadi menarik sebab tiga saudara ini menjadi tokoh yang berbeda dan tiga tiganya berpengaruh, begitupula dengan tiga anak semar mereka juga mempunyai watak dan sifat yang berbeda beda dikehidupannya sehingga membuat cerita ini lebih menarik lagi.<br />Kampung tumaritis kadang mengambil cerita dari kisah pewayangan namun hanya menjadikannya sebagai representasi agar cerita di Kampung Tumaritis bisa lebih menarik lagi, sesuai dengan kondisi zaman sekarang dan lebih enak dilihat juga diceritakan kepada generasi kita mendatang.