KOMPAS.TV - Lima bulan berturut-turut, deflasi terjadi di Indonesia. <br /> <br />Badan Pusat Statistik (BPS) menolak jika deflasi yang terjadi berturut-turut langsung disimpulkan sebagai penurunan daya beli. <br /> <br />Beda pendapat, pengusaha justru gamblang bilang, angka deflasi benar-benar mengonfirmasi kondisi masyarakat dan dunia usaha yang sedang tidak baik-baik saja. <br /> <br />Belum lagi tentang jebakan kelas menengah yang menghantui. <br /> <br />Pertanyaan yang dilontarkan bukan tentang "Berapa pajaknya?", tetapi "Berapa bahan-bahan makanan di pasar?". <br /> <br />Ya, kelas memengah terimpit kebutuhan, tetapi jadi penyumbang pajak yang signifikan bagi Indonesia. <br /> <br />Merespons hal ini, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono meminta bantuan kolaborasi dengan negara ASEAN. <br /> <br />Kerja sama ekonomi, terutama tentang investasi, diharapkan meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat. <br /> <br />Lantas, apa yang sedang terjadi? Dan pertolongan apa yang dibutuhkan kelas menengah? <br /> <br />Kompas Bisnis berdiskusi dengan ekonom Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty. <br /> <br />Baca Juga Mendag Zulhas soal Deflasi: Belum Tentu Tanda Daya Beli Menurun di https://www.kompas.tv/video/543581/mendag-zulhas-soal-deflasi-belum-tentu-tanda-daya-beli-menurun <br /> <br />#deflasi #kelasmenengah #ekonomui <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/544254/analisis-ekonom-ui-soal-deflasi-beruntun-dan-jebakan-kelas-menengah-turun-level