GAZA, KOMPAS.TV - Setiap hari, warga Palestina yang mengungsi di Deir al-Balah, Gaza Tengah berkumpul di sebuah dapur amal bernama Takiyyah untuk mendapatkan makanan hangat. <br /> <br />Ini terjadi seiring dengan berkurangnya bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza dalam beberapa bulan terakhir. <br /> <br />Lonjakan harga yang sangat tinggi memaksa keluarga-keluarga bergantung kepada lembaga amal untuk memberi makan anak-anak mereka. <br /> <br />Harga sekarung tepung 500 shekel atau sekitar Rp2,2 juta. Meski lembaga amal memberi makanan, jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. <br /> <br />Kondisi kelaparan semakin parah di Gaza dengan wilayah yang sebagian besar berada di ambang kelaparan. <br /> <br />Kelompok bantuan amal dan PBB menghadapi berbagai kendala dalam mengirimkan bantuan mulai dari pembatasan oleh militer Israel, pertempuran yang terus berlangsung, hingga kerusakan jalan yang mempersulit distribusi. <br /> <br />Ini menciptakan ketergantungan besar pada lembaga-lembaga amal seperti Takiyyah untuk menyediakan makanan bagi mereka yang paling membutuhkan. <br /> <br />Situasi buruk ini membuat para pengungsi bertanya-tanya, berapa lama lagi mereka bisa bertahan dalam kondisi yang sulit ini. <br /> <br />Baca Juga Serangan Udara Israel Tewaskan Sedikitnya 5 orang di Gaza, Termasuk 2 Bayi di https://www.kompas.tv/internasional/565557/serangan-udara-israel-tewaskan-sedikitnya-5-orang-di-gaza-termasuk-2-bayi <br /> <br />#gazapalestina #dapuramal #sirael <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/565602/bantuan-sulit-masuk-pengungsi-gaza-andalkan-dapur-amal-untuk-makanan-sehari-hari
