KLATEN, KOMPAS.TV - Berondong ketan adalah camilan yang dibuat dari gabah ketan yang disangrai hingga menjadi berondong. <br /> <br />Berondong yang sudah matang disortir lagi dengan cara diayak agar terpisah dengan kulit gabahnya. <br /> <br />Berondong putih kemudian diberi lelehan gula merah dan diaduk hingga rata. Setelah proses ini, berondong gula merah siap dibentuk. <br /> <br />Ada yang bulatan kecil, dan ada pula yang sebesar kelapa. <br /> <br />Pemilik usaha camilan tradisional ini adalah Eko Yulianto. <br /> <br />Camilan legendaris ini biasanya digunakan sebagai makanan yang dibagikan saat kenduri. <br /> <br />Desa Wunut pernah menjadi sentra kerajinan berondong ketan. <br /> <br />Ketika itu, sebagian besar warga membuat berondong ketan. <br /> <br />Namun, seiring berjalannya waktu hanya dua perajin yang bertahan melanjutkan usaha turun temurun itu. <br /> <br />Membuat berondong ketan tidak lagi menarik minat generasi muda Desa Wunut. <br /> <br />Banyak orang muda yang memilih bekerja di luar Klaten, bahkan ke luar provinsi. <br /> <br />Berondong ketan Desa Wunut rasanya gurih dan manis. <br /> <br />Menjelang Ramadan, pesanan berondong ketan meningkat dan dikirim ke sejumlah pasar tradisional di Klaten dan sekitarnya. <br /> <br />Harganya bervariasi mulai dari Rp5 ribu hingga Rp13 ribu. <br /> <br />Baca Juga Kurma Madina Jadi Favorit Pembeli Jelang Ramadan | PERSIAPAN RAMADAN di https://www.kompas.tv/regional/577141/kurma-madina-jadi-favorit-pembeli-jelang-ramadan-persiapan-ramadan <br /> <br />#berondongketan #klaten #cemilanklaten <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/577142/intip-proses-pembuatan-cemilan-legendaris-berondong-ketan
