KOMPAS.TV - Peneliti Senior Imparsial, Al Araf, menilai perpanjangan usia pensiun TNI berpotensi menimbulkan penumpukan perwira jika tidak diiringi reorganisasi dan perluasan struktur. <br /> <br />"Organisasi tidak bertambah, tapi masa pensiun diperpanjang. Ini bisa jadi masalah besar," ujar Al Araf dalam diskusi bersama Komisi I DPR. <br /> <br />Al Araf mendorong pemerintah memperbaiki sistem meritokrasi dan menerapkan skema zero growth agar jumlah personel tetap terkontrol. <br /> <br />Ia juga mengingatkan agar tidak ada intervensi politik dalam pengisian jabatan strategis di tubuh TNI. <br /> <br />Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Fraksi PKB, Oleh Soleh, menyebut aturan teknis akan diatur dalam Peraturan Pemerintah. Revisi UU TNI ini, kata dia, bagian dari penyelarasan dengan putusan Mahkamah Konstitusi. <br /> <br />Dalam revisi UU TNI, usia pensiun perwira diperpanjang menjadi 60 tahun, sedangkan bintara dan tamtama menjadi 58 tahun. <br /> <br />#ruutni #tni <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/582181/ruu-tni-disahkan-imparsial-soroti-potensi-penumpukan-perwira-dan-masalah-anggaran
