KOMPAS.TV - Demi mencerdaskan anak bangsa, seorang guru honorer di Kabupaten Sikka, NTT, rela digaji Rp300 ribu per bulan. Padahal ia harus menempuh jarak sejauh enam kilometer dengan melewati hutan dan medan sulit untuk sampai ke sekolah. <br /> <br />Sejak menjadi guru honorer pada 5 Februari 2024, setiap harinya ia harus menempuh perjalanan enam kilometer untuk mengajar anak-anak di dusun terpencil, di Kampung Wairbukang, Dusun Wodong, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete. <br /> <br />Agar sampai di sekolah tepat waktu, setiap hari Vinsensia berangkat dari rumahnya pukul 06.30 pagi. <br /> <br />Kata Vinsensia, sayang jika ilmu yang didapatnya sebagai sarjana tak dimanfaatkan untuk mencerdaskan anak bangsa. <br /> <br />Di saat musim hujan, anak-anak diberi tugas dan belajar di rumah karena akses ke sekolah tidak bisa dilalui. <br /> <br />Untuk perjuangannya mencerdaskan anak bangsa, Ervina hanya diberi gaji Rp300 ribu per bulan, dengan rincian dari komite dibayar Rp150 ribu per bulan dan dari Bantuan Operasional Sekolah sebesar Rp150 ribu per bulan. <br /> <br />Di peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti bilang, pemerintah meluncurkan program pemberian bantuan sebesar Rp300 ribu per bulan kepada guru honorer. <br /> <br />Sebelumnya, pada November tahun lalu, Presiden Prabowo Subianto pernah menjanjikan pemberian tunjangan bagi guru non-ASN ditingkatkan menjadi Rp2 juta per bulan. <br /> <br />#gaji #guruhonorer #mendikdasmen #prabowo <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591093/guru-honorer-digaji-rp300-000-harus-mengajar-lewati-hutan-6-km
