KOMPAS TV - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melanda Indonesia sejak awal tahun 2025, dengan Kementerian Ketenagakerjaan mencatat lebih dari 24.000 pekerja kehilangan pekerjaan hingga April. <br /> <br />Baca Juga Polisi Masih Berjaga di TKP Pembakaran Rumah Lurah di https://www.kompas.tv/regional/594648/polisi-masih-berjaga-di-tkp-pembakaran-rumah-lurah <br /> <br />Jawa Tengah, Jakarta, dan Riau menjadi provinsi dengan angka PHK tertinggi. Sektor industri pengolahan mengalami dampak terparah dengan 16.801 kasus, diikuti perdagangan besar dan eceran, jasa lain, transportasi dan pergudangan, serta konstruksi. <br /> <br />Lonjakan PHK ini berkontribusi pada peningkatan signifikan angka pengangguran nasional yang mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). <br /> <br />Sebagai respons, berbagai daerah menggelar bursa kerja yang justru didominasi oleh para korban PHK. Senior ekonomi INDEF mengungkapkan bahwa perlambatan ekonomi dan efisiensi perusahaan menjadi penyebab utama lonjakan pengangguran. <br /> <br />Menteri Tenaga Kerja membeberkan beragam alasan PHK, mulai dari kerugian perusahaan, relokasi, perselisihan kerja, hingga pailit. <br /> <br />Direktur Eksekutif CELIOS mengingatkan potensi bencana demografi jika masalah lapangan kerja tidak segera diatasi. <br /> <br />#phk #ekonomi #tenagakerja <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/594651/badai-phk-dicari-lapangan-kerja-baru
