JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Kebijakan Publik CELIOS, Media Wahyudi Askar mengatakan saat ini masih banyak masyarakat yang belum merasakan manfaat langsung dari kebijakan program-program pemerintah. <br /> <br />Menurutnya, dari 56 juta pekerja formal, 25 juta di antaranya gajinya di bawah UMR. Jumlah pekerja informal terus mengalami peningkatan, di tengah gelombang PHK beberapa waktu terakhir. <br /> <br />Sementara itu, Media mengatakan diskon tarif listrik pernah dilakukan di awal tahun 2025. Data menunjukkan diskon tarif listrik tidak bisa mendorong daya beli secara signifikan. <br /> <br />"Artinya, jangan-jangan ada problem lain. Jangan-jangan diskon tarif listrik hanya menjadi buffer yang sangat kecil dampaknya kepada masyarakat rentan," katanya. <br /> <br />Pemerintah memutuskan akan menggelontorkan bantuan yang tergabung dalam satu paket stimulus senilai total 24,4 triliun rupiah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif. <br /> <br />Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bantuan itu terdiri dari lima bentuk, yaitu bantuan subsidi upah (BSU), diskon transportasi, diskon tarif tol, penambahan bantuan sosial, hingga diskon iuran JKK. <br /> <br />Di sisi lain pemerintah membatalkan diskon tarif listrik sebesar 50% pada Juni Juli 2025. Pembatalan ini disebabkan penganggarannya jauh lebih lambat dari yang diperkirakan. <br /> <br /> <br /> <br />Saksikan penelusuran jurnalis KompasTV, Dipo Nurbahagia dalam DIPO episode Jurus Stimulus, Dongkrak Daya Beli? <br /> <br /> <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/597360/diskon-tarif-listrik-batal-efektif-bantu-masyarakat-dipo