ASAHAN, KOMPAS.TV - Dijanjikan bekerja sebagai penyanyi di Malaysia, seorang warga Asahan, Sumatera Utara malah menjadi korban perdagangan orang di Kamboja. <br /> <br />Korban pun meninggal dunia, setelah sempat meminta bantuan keluarga untuk membantu memulangkannya. <br /> <br />"Minta tolong!", itulah yang disampaikan seorang warga Kelurahan Bunut, Asahan, Sumatera Utara kepada adiknya di Indonesia. <br /> <br />Pria bernama Azwar ini memohon agar sang adik bisa membayarkan biaya denda sebesar Rp40 juta dan ongkos, supaya bisa pulang. <br /> <br />Azwar yang menjadi korban perdagangan orang, takut dijual lagi karena tak bisa bekerja dalam kondisi sakit. <br /> <br />Menurut pihak keluarga, korban awalnya dijanjikan oleh seseorang untuk bekerja sebagai penyanyi di Malaysia, namun justru dijual ke salah satu perusahaan scammer di Kamboja. <br /> <br />Korban mengaku mengalami penyiksaan dan meminta bantuan untuk bisa dipulangkan. <br /> <br />Pihak keluarga sempat mengirimkan uang, namun kemudian justru mendapat kabar korban telah meninggal dunia. <br /> <br />Kini keluarga Azwar berharap pemerintah Indonesia bisa membantu pembiayaan pemulangan Azwar, agar jenazahnya bisa dimakamkan di kampung halamannya. <br /> <br />Hingga kini jenazah belum berhasil dipulangkan karena biaya yang harus dikeluarkan keluarga mencapai Rp160 juta. <br /> <br />Lebih lengkapnya, kita tanyakan langsung pada keluarga korban yang tersambung melalui daring, Bibi korban Nurhayati dan adik korban Abdul Aziz. <br /> <br />Baca Juga Duka Mendalam Keluarga, Apa Alasan Jenazah Korban TPPO Belum Bisa Dipulangkan? di https://www.kompas.tv/regional/602416/duka-mendalam-keluarga-apa-alasan-jenazah-korban-tppo-belum-bisa-dipulangkan <br /> <br />#wni #tppo #kamboja <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/602462/wni-korban-tppo-tewas-di-kamboja-keluarga-ungkap-fakta-memilukan