SUKABUMI, KOMPAS.TV - Guru honorer di daerah terpencil menerima gaji yang tidak seimbang dengan tanggung jawab mereka sebagai tulang punggung pendidikan. <br /> <br />Meski hidup serba terbatas, para guru honorer tetap mengajar murid-murid dengan sepenuh hati sambil terus menanti pengakuan negara. <br /> <br />Di pelosok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, seorang guru bernama Saryono menjalani hari-harinya dengan dedikasi yang kuat. Usianya kini 55 tahun. Selama 33 tahun terakhir, Saryono mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Tegal Panjang, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, dengan status sebagai guru honorer. <br /> <br />Setiap pagi, Saryono menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer, melewati jalan rusak antarkecamatan dari rumahnya di Kampung Jaringao, Desa Pangumbahan, menuju sekolah. <br /> <br />Sebagai tulang punggung pendidikan di daerah terpencil, Saryono menerima gaji Rp350.000 per bulan. Gaji itu dibayarkan tiga bulan sekali, menunggu pencairan dana BOS. <br /> <br />Baca Juga Guru Honorer Digaji Rp300.000 , Harus Mengajar Lewati Hutan 6 Km di https://www.kompas.tv/nasional/591093/guru-honorer-digaji-rp300-000-harus-mengajar-lewati-hutan-6-km <br /> <br />#sukabumi #guruhonorer #asn <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/604541/sudah-33-tahun-mengabdi-guru-honorer-di-sukabumi-hanya-digaji-350-ribu-per-bulan
