YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut fenomena klitih atau aksi kriminalitas di jalanan yang dilakukan remaja secara acak, di Yogyakarta, perlu menjadi perhatian bersama, dari seluruh pihak. <br /> <br />Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen R Slamet Santoso, memastikan polisi akan memperkuat pengamanan dan menambah patroli, untuk memastikan keselamatan pengguna jalan di Yogyakarta. <br /> <br />Kepolisian juga meminta pemda dan dinas terkait untuk bekerja sama, seperti memastikan penerangan jalan dan faktor pemicu aksi kriminalitas lainnya. <br /> <br />Menurut Wakapolda, remaja yang terlibat klitih, harus mendapat pengawasan lebih dari orang tua dan pihak sekolah. <br /> <br />Menanggapi ramainya #SriSultanYogyaDaruratKlitih, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, menyebut pemerintah sudah turun tangan menangani para pelaku klitih, khususnya anak di bawah umur lewat program pembinaan. <br /> <br />Namun menurut Gubernur, situasi di lapangan memang memiliki tantangan berbeda. <br /> <br />Rencana pembentukan tim khusus penanganan klitih, pun terhambat biaya yang terbilang tinggi. <br /> <br />Meski demikian, Sri Sultan akan membentuk program pembinaan untuk meminimalisasi kemunculan aksi kriminalitas klitih yang meresahkan warga. <br /> <br />Pakar sosiologi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Suprapto, menyatakan, klitih memang pernah terjadi, namun pemberitaan yang terlalu berlebihan melalui media sosial juga perlu dicermati. <br /> <br />Sebelumnya, tagar yogya tidak aman dan klitih, menjadi perbincangan di media sosial, pasca-unggahan seorang warganet yang mengaku menjadi korban penyayatan benda tajam di underpass Kentungan, Sleman. <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/246651/fenomena-klitih-ramai-di-yogyakarta-wakapolda-diy-minta-pemprov-lengkapi-jalan-dengan-cctv